tutorial dan bahan per-kuliahan
Tuesday, 19 December 2017
Tuesday, 3 October 2017
SOLUSI DOWNLOAD IDM( INTERNET DOWNLOAD MANAGER) FULL VERSION
Halo Teman..
kalian udah pada tau kan bahwa Aplikasi IDM adalah salah satu aplikasi download yg tercepat yang pernah kita tau, jadi bukan tidak mungkin di laptop agan tidak ada IDM. Yang jadi masalah adalah terkadang di Laptop kita, Aplikasi IDM nya tidak full alias pemakaian nya terbatas cuma 30 hari. mau kita kan aplikasi itu bertahan selamanya di laptop kita ya kan. jadi blogger punya solusi agar IDM kalian menjadi full. tanpa perlu basi basi lagi kita lanjutkan ke topik utama.
1. Search IDM terbaru pada google
2. cari alamat www.kuyhaa-android19.web.id
3. di dalam alamat itu kursor kan ke bawah klik file IDM 6.28 Build 09 Install Langsung Full ( Silent Install otomatis akan di bawa ke link download. Kalian download tinggal install deh dan menjadi full version.
kalian udah pada tau kan bahwa Aplikasi IDM adalah salah satu aplikasi download yg tercepat yang pernah kita tau, jadi bukan tidak mungkin di laptop agan tidak ada IDM. Yang jadi masalah adalah terkadang di Laptop kita, Aplikasi IDM nya tidak full alias pemakaian nya terbatas cuma 30 hari. mau kita kan aplikasi itu bertahan selamanya di laptop kita ya kan. jadi blogger punya solusi agar IDM kalian menjadi full. tanpa perlu basi basi lagi kita lanjutkan ke topik utama.
1. Search IDM terbaru pada google
2. cari alamat www.kuyhaa-android19.web.id
3. di dalam alamat itu kursor kan ke bawah klik file IDM 6.28 Build 09 Install Langsung Full ( Silent Install otomatis akan di bawa ke link download. Kalian download tinggal install deh dan menjadi full version.
Cara melanjutkan download melalui IDM 100% berhasil
Halo Guys..
kali ini saya akan membahas tentang cara melanjutkan download melalui IDM 100% berhasil.
ok tanpa perlu basa basi kita langsung ke topik utama.
1. buka IDM kalian.
2. Cari File yang mau kalian lanjutkan download nya.
3. Klik kanan pada file yang mau kalian lanjutkan download nya.
4. lalu klik "Refresh alamat download" lalu nanti otomatis dibawa ke link yg kalian download dan ingat jangan di tutup dulu IDM nya sebelum kalian tekan download pada link,
5. tekan download lalu muncul tulisan link new***. tekan ya saja.
6. dan buka lagi IDM kalian dan file yg kalian mau download tadi tinggal lanjutkan saja.
7. selesai.
kali ini saya akan membahas tentang cara melanjutkan download melalui IDM 100% berhasil.
ok tanpa perlu basa basi kita langsung ke topik utama.
1. buka IDM kalian.
2. Cari File yang mau kalian lanjutkan download nya.
3. Klik kanan pada file yang mau kalian lanjutkan download nya.
4. lalu klik "Refresh alamat download" lalu nanti otomatis dibawa ke link yg kalian download dan ingat jangan di tutup dulu IDM nya sebelum kalian tekan download pada link,
5. tekan download lalu muncul tulisan link new***. tekan ya saja.
6. dan buka lagi IDM kalian dan file yg kalian mau download tadi tinggal lanjutkan saja.
7. selesai.
Sunday, 1 October 2017
PENGERTIAN ASKEP URETROLITHIASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uretrolithiasis adalah terdapatnya batu di saluran urinary (traktus
urinarius). Neprolithiasis : batu yang terbentuk di paremkim ginjal.
Ureterolithiasis: terbentuknya batu di ureter. Batu yang terbentuk dapat
ditemukan disetiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan uretra dan
ukurannya sangat bervariasi dari deposit granuler yang kecil yang disebut pasir
atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna oranye. Perbedaan
letak batu akan berpengaruh pada keluhan penderita dan tanda/gejala yang
menyertainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Uretrolithiasis adalah terdapatnya batu di saluran urinary
(traktus urinarius). Neprolithiasis : batu yang terbentuk di paremkim ginjal.
Ureterolithiasis: terbentuknya batu di ureter. Batu yang terbentuk dapat
ditemukan disetiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan uretra dan
ukurannya sangat bervariasi dari deposit granuler yang kecil yang disebut pasir
atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna oranye. Perbedaan
letak batu akan berpengaruh pada keluhan penderita dan tanda/gejala yang
menyertainya.
B.
Etiologi
Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsertrasi
substansi tertentu seperti Ca oksalat,kalsium fosfat, dan asam urat meningkat.
Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu,
seperti sitrat yang secara normal pencegah kristalisasi dalam urin. Kondisi
lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup PH urine dan status
cairan pasien.
Faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pembentukan batu,
mencakup infeksi, satus urine, periode imobilitas (drainage batu yang lambat
dan perubahan metabolisme kalsium).
Selain itu ada beberapa teori yang ,membahas tentang proses
pembentukan batu yaitu:
1. Teori inti (nucleus): kristal dan
benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urine yang sudah
mengalami supersaturasi.
2. Teori matriks: matriks organik yang
berasal dari serum dan protein urine memberikan kemungkinan pengendapan
kristal.
3. Teori inhibitor kristalisasi:
beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi
yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana
supersaturasi ini tergantung dari PH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan
dan pembentukan kompleks.
Batu
kalsium dapat diakibatkan oleh:
1. Hiperkalsiuria abortif: gangguan
metabolisme yang menyebabkan terjadinya absorbsi khusus yang berlebihan juga
pengaruh vitamin D dan hiperparatiroid.
2. Hiperkal siuria renalis: kebocoran
pada ginjal
Batu oksalat dapat disebabkan oleh:
1. Primer autosomal resesif
2. Ingesti-inhalasi: Vitamin C,
ethylenglicol, methoxyflurane, anestesi.
3. Hiperoksaloria: inflamasi
saluran cerna, reseksi usus halus, by pass jejenoikal, sindrom malabsorbsi
Batu
asam urat disebabkan oleh:
1.
Makanan yang banyak mengandung purin
2.
Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma
3.
Dehidrasi kronis
4.
Obat: tiazid, lazik, salisilat
Batu sturvit biasanya mengacu pada
riwayat infeksi, terbentuk pada urin yang kaya ammonia alkali persisten akibat
UTI kronik. Batu sistin terjadi terutama pada beberapa pasien yang mengalami
defek absorbsi sistin.
Namun demikian pada banyak paisen mungkin tidak ditemukan
penyebabnya. Batu di saluran kemih juga dapat terjadi pada penyakit inflamasi
usus dan pengobatan dengan antasida, diamox, laksatif, aspirin.
C.
Patofisiologi
Batu pada ureter umunya berasala dari abtu ginjal yang
turun. pembentuka batu biasanya dimulai di kaliks dan pelvis, kemudian dpt
menyebar ke ureter dan vesika urinaria. dapat juga dibentuk disaluran kemih
bagian bawah. sehingga demikian, komposisinya sma dengan batu ginjal.
Batu ureter yg turun akan berhenti ditempat-tempat tertentu
yg secara anatomis lebih sempit.
- Pada ureteropelpik junction
- Setinggi vasa Iliaka
- Setinggi vas deperens
- Pada saat ureter menembus dinding vesika
urinaria
- Ureter intramular
Batu ureter yg paling terjadi menurut lokasinya ada 2 tipe
1, 2 dan 4. Sebagian besar batu tersusunatas campuran 5 kristaloid, yaitu:
kalsium, oksalat kalsium posfat, amonium - magnesium - posfat, asam urat, dan
sistim. selain kristaloid, batu juga dapat mengandung matriks organik
mukoprotein yang mungkin sangat penting sebagai nidus (tempat) pembentukan batu
merupakan lingkungan yg cocok bagi kristalisasi substansi pembentuk batu.
D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis adanya batu dalam saluran kemih
bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat
aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan
distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (peilonefritis &
cystitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi
batu yang terus menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala
namun secara fungsional perlahan-lahan merusak unit fungsional ginjal dan nyeri
luar biasa dan tak nyaman.
Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang
dalam dan terus menerus di CVA (costa vertebral angle). Hematuria dan piuria
jarang. Nyeri yang berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada
wanita kebawah mendekati kandung kemih, sedang pada pria mendekati testis. Bila
nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di seluruh area
kostovertebral dan muncul mual dan muntah, maka pasien sedang mengalami kolik
renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi.
Batu yang terjebak di ureter, menyebabkan gelombang nyeri
yang luar biasa. Pasien sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit yang
keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu. Umumnya batu
diameter < 0,5-1 cm keluar spontan.
Batu ureter dapat pula tetap tinggal di ureter hanya ditemukan
nyeri tekan. Nyeri letak atau tak ditemukan nyeri sama sekali dan tetep tinggal
di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan hidroureter yang asimtomatik
(obstruksi kronik). Tidak jarang terjadi kematian yang didahului oleh kolik.
Bila obstruksi berlanjut, maka kelanjutan dari kelainan ini adalah
hidronefrosis dengan atau tanpa piolonefritis sehingga menimbulkan gambaran
infeksi umum.
Batu yang terjebak di vesika biasanya menyebabkan gejal
iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinariun dan hematuria. Jika
batu menyebabkan onstruksi pada leher kandung kemih, akan terjadi retensi urin.
Jika infeksi berhubungan dengan adanya batu maka dapat terjadi sepsis.
Batu uretra biasanya berasal dari batu vesika yang terbawa
saluran kemih saat miksi, tetapi tersangkut di tempat yang agak lebar. Gejala
yang umum: sewaktu miksi tiba-tiba terhenti, menetes, nyeri. Penyulitnya adalah
vesikal, abses, fistel proksimal dan uremia, karena obstruksi urine.
E. Penanggulangan/penatalaksanaan
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas, sehingga
bukan hanya mengeluarkan batu saja, tetapi harus disertai dengan penyembuhan
penyakit batu atau paling sedikit disertai dengan terapi pencegahan.
Indikasi pengeluaran batu saluran kemih:
-
Obstruksi jalan kemih
-
Infeksi
-
Nyeri menetap/berulang
-
Batu yang kemungkinan menyebabkan infeksi dan obstruksi
-
Batu metabolok yang tumbuh cepat.
Penanganannya berupa terapi medik dan simptomatik atau
dengan bahan pelarut. Dapat pula dengan pembedahan atau pembedahan yang kurang
invatif (misal: nefrostomi perkutan) atau tanpa pembedahan (misal:
eswl/litotripsi gelombang kejut ekstrakorporeal →menghancurkan batu di kaliks
ginjal)
1. Terapi medik/simptimatik:
a. diberikan obat untuk melarutkan batu
b. obat anti nyeri
c. pemberian diuretik untuk mendorong
keluarnya batu
d. Pelarutan: batu yang dapat
dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut solutin G
e. Litotripsi
2. Pembedahan:
Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan mode utama.
Namun demikian saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi
bedah diindikasikan jika batu tersebut tidak berespon terhadap bentuk
penanganan lain. Ini juga dilakukan untuk mengoreksi setiap abnormalitas
anatomik dalam ginjal untuk memperbaiki drainase urin.
Jenis
pembedahan yang dilakukan antara lain:
a. Pielolititomi: jika batu berada di
piala ginjal
b. Nefrotomi: bila batu terletak di
dalam ginjal atau nefrektomi
c. Ureterolitotomi: bila batu berada
dalam ureter
d. Sistolitotomi: jika batu
berada di kandung kemih
F. PENGKAJIAN
1.
Riwayat Penyakit
a.
Pengkajian riwayat
penyakit dahulu, pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, karena badan terasa
lemas, kaki agak bengkak.
- Riwayat penyakit keluarga, pasien mengatakan
dalam keluarga terdapat riwayat penyakit hipertensi, tidak terdapat
penyakit keturunan sperti Diabetes milittus, ASMA dan Jantung
- Pengkajian fokus
- Pola fungsi kesehatan
§ Pola
persepsi dan tata hidup sehat : jika ada salah satu keluarga yang sakit selalu
dibawa ke puskesmas atau dokter.
§ Pola
nutrisi dan metabolisme : sebelum setiap hari makan tiga kali sehari dengan
porsi selalu habis, terdiri dari nasi, lauk pauk tahu atau tempe, dan sayur,
pasien minum air putih kurang lebih delapan gelas sehari dengan satu gelasnya
adalah 200 cc. Selama sakit makan habis setengah porsi dari diit yang diberikan
oleh rumah sakit
§ Pola
eliminasi : sebelum sakit buang air besar satu kali sehari pada pagi hari
setelah bangun tidur, tidak ada gangguan dalam buang air besar, dengan
konsistensi padat berwarna kuning, buang air kecil kurang lebih lima kali
sehari dengan warna kekuningan dan berbau. Selama sakit buang air besar satu
kali sehari dengan konsistensi agak padat berwarna kuning, buang air kecil
kurang lebih tujuh kali sehari dengan warna kekuningan dan berbau atau sehari
sebanyak kurang lebih 1300 cc.
- Pemeriksaan fisik
Keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80 x/menit,
suhu 36.2 oC, respirasi 16 x/ menit. Kepala bersih, tidak ada
hematom, rambut bersih, kering tidak beruban. Leher tidak ada kaki kuduk, tidak
ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Mata
konjungtuva tidak anemis,sklera tidak icterik, pupil isokor. Hidung tidak ada
radang, tidak ada sekret.
Mulut
mukosa kering, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi palsu, warna gigi
kekuningan. Telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran. Dada (paru-paru) inspeksi simetris, pengembangan dada kanan sama
dengan dada kiri, palpasi tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus teraba
seimbang, perkusi sonor, auskultasi vesikuler. Dada (jantung) inspeksi ictus
cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis tidak teraba, perkusi batas jantung
kesan tidak melebar, auskultasi bunyi jantung I – II. Abdomen inspeksi
simetris, umbilicus bersih, terdapat luka pada bagian perut kanan dan kiri,
masing-masing tertutup kasa kering, kurang lebih panjang luka 12 cm. Auskultasi
peristaltik usus 18 x/menit, palpasi tidak ada nyeri tekan perkusi
hypertimpani.
Genetalia
bersih tidak terpasang cateter. Ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang
infus NS 20 tpm, pada kedua tangan tidak terdapat odem, ekstremitas bawah tidak
terdapat odem. Pemeriksaan neurologis GCS ( E4, V5, M6) = skor 15, dengan
ketentuan mata dapat membuka dengan spontan, verbal berorientasi, motorik
dengan perintah. Kekuatan otot pada ekstremitas atas maupun bawah dengan skor 5
(kekuatan penuh).
- Terapi
Infus
NaCl 0,9 % 20 tpm, Cefotaxim 1gr/12 jam, Metronidazole 5 mg/ml / 8 jam, Ranitidin
1 amp/8 jam, Novalgin 1 ampul/8 jam, Lasix 1 ampul/12 jam, Dulcolax supp 2 x 1.
G. Analisa Data
NO
|
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
1
|
Data Subyektif :
-
Data Obyektif :
- Terdapat luka pada bagian perut kanan
dan kiri, masing-masing tertutup kasa kering kering, panjang luka kurang
lebih 12 cm.
- Leukosit 15,6 .103/UL
|
Risiko tinggi infeksi
|
Prosedur infasiv
(pembedahan)
|
2
|
Data Subyektif :
§ Pasien
mengatakan nyeri pada daerah luka :
P : nyeri muncul pada saat banyak digunakan
bergerak.
Q : nyeri yang dirasakan seperti terasa
sengkring-sengkring.
R : nyeri terasa pada bagian daerah
luka operasi.
S : nyeri pada skala 5 (sedang)
T : nyeri dirasakan sewaktu-waktu.
Dat Obyektig :
§ Klien
tampak meringis kesakitan
- Vital sgn :
T : 160/100 mmHg
S : 36,2 oC
N
: 80 x/menit
R
: 16 x/menit
|
Nyeri
|
Agen cedera fisik :
Post OP (pembedahan)
|
3
|
Data Subyektif :
- Pasien mengatakan hanya berbaring di
tempat tidur
Data Obyektif :
- Pasien berada di tempat tidur
- Tingkat fungsional skor 1 ( dibantu
orang lain)
|
Kerusakan mobilitas
fisik
|
Pengobatan : Post OP
(pembedahan)
|
H. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri
berhubungan dengan agen cedera fisik : Post OP (pembedahan)
- Risiko
tinggi infeksi berhubungan dengan Prosedur infasiv (pembedahan)
- Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan Pengobatan : Post OP (pembedahan)
I.
RENCANA KEPERAWATAN
No.
|
Dx. Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
1.
Nyeri berhubungan
dengan agen cedera fisik : Post OP (pembedahan)
|
Tujuan:
1. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan nyeri pasien
berkurang atau hilang
Kriteria Hasil:
1.
mengatakan rasa nyeri
berkurang atau hilang, skala nyeri ringan 0 – 3, pasien tidak tampak
meringis.
|
1. Observasi
tingkat nyeri,
2. Observasi
vilal sign,
3. Memberikan posisi dengan nyaman,
4. Latih relaksasi nafas dalam,
5. Memberikan
lingkungan yang nyaman dan tenang,
kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik.
|
1.
Mengkaji tingkat nyeri pasien,
2.
Mengukur
vital sign
3.
Memberikan terapi atau obat analgesik
4.
Melatih relaksasi nafas
5.
Mengukur vital sign.
|
2.
|
1.
Risiko tinggi infeksi
berhubungan dengan Prosedur infasiv (pembedahan)
|
Tujuan: Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan tidak ada
tanda-tanda infeksi dengan
Kriteria hasil : vitai sign dalam batas normal, tidak ada
tanda-tanda peradangan (rubor, kalor, dolor, tumor, fungsiolesia), Leukosit
dalam batas normal 4,5 – 11,0 .103/UL.
|
1.
Monitor vital sign,
monitor tanda dan gejala infeksi,
2.
Berikan perawatan
kulit pada daerah yang berisiko infeksi,
3.
Dorong asupan nutrisi dan cairan yang cukup,
4.
Menjelaskan tanda-tanda infeksi
5.
Kolaborasi dengan medis untuk pemeriksaan darah,
kultur,
6.
Laksanakan pemberian obat antibiotik sesuai program.
|
1.
mengambil kultur
(pus) untuk pemeriksaan laboratorium,
2.
membersihkan luka (medikasi) pada daerah post operasi,
3.
memberikan terapi atau obat antibiotik.
|
3.
|
1.
Kerusakan mobilitas
fisik berhubungan dengan Pengobatan : Post OP (pembedahan)
|
Tujuan:
1. diharapkan
kebutuhan mobilitas atau imobilisasi fisik pasien terpenuhi
dengan kriteria hasil : pasien mampu
melakukan aktivitas fisik dan ADL, tingkat fungsional skor 0 ”nol” (mandiri)
−
|
1.
Mengobservasi tingkat kekuatan otot,
2.
Mengajarkan rentang gerak,
3.
Mengajarkan tehnik relaksasi dengan melakukan message,
perawatan kulit dan
4.
Atur posisi
tidur pasien dan rubah posisi secara teratur,
5.
Kolaborasi dengan fisioterapi dalam terapi fisik.
|
1.
mengganti alat tenun (seprei) untuk
memberikan kenyamanan pasien,
2.
mengajarkan rentang
gerak pada ekstremitas dan untuk melakukan miring kanan dan miring kiri.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urolithiasis adalah terdapatnya batu di saluran urinary
(traktus urinarius). Neprolithiasis : batu yang terbentuk di paremkim ginjal.
Ureterolithiasis: terbentuknya batu di ureter. Batu yang terbentuk dapat
ditemukan disetiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan uretra dan
ukurannya sangat bervariasi dari deposit granuler yang kecil yang disebut pasir
atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna oranye. Perbedaan
letak batu akan berpengaruh pada keluhan penderita dan tanda/gejala yang
menyertainya.
B.
Saran
Kami
yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam
tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi
saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini
menjadi sempurna dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami
mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang
terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara,
CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses
keperawatan), Bandung.
Brunner
& Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih
bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito,
L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih
bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E.,
Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
McCloskey&Bulechek,
1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi,
By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA,
2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA
Subscribe to:
Posts (Atom)